Dede sumarni
1B118010
4KA37
Pengertian Manajemen
Risiko
Apa itu manajemen risiko? Pengertian manajemen
risiko adalah suatu proses identifikasi, analisis, penilaian,
pengendalian, dan upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghapus
risiko yang tidak dapat diterima.
Dalam hal ini risiko berhubungan
dengan pendekatan atau metodologi dalam menghadapi ketidakpastian dalam
bisnis.Dalam KBBI arti kata risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan
(merugikan, membahayakan) dari suatu tindakan.Ketidakpastian ini bisa berupa
ancaman, pengembangan strategi, dan mitigasi risiko.
Dalam perusahaan, manajemen risiko
(risk management) adalah suatu proses perencanaan, pengaturan,
pemimpinan, dan pengontrolan aktivitas sebuah organisasi untuk meminimalisir
resiko pendapatan perusahaan.
Manajemen Risiko Menurut
Para Ahli
Beberapa ahli di bidang ilmu manajemen
menjelaskan apa itu manajemen risiko, diantaranya adalah:
1. Fahmi
Menurut Fahmi, pengertian manajemen risiko
adalah bidang ilmu yang secara spesifik membahas mengenai bagaimana organisasi
menerapkan ukuran dalam memetakan semua permasalahan dengan menggunakan
pendekatan manajemen secara sistematis dan komprehensif.
2. Djojosoedarso
Menurut Djojosoedarso, manajemen risiko adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama
risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat.
Hal ini mencakup kegiatan merencanakan,
mengorganisir, menyusun, memimpin/mengkoordinir, dan mengawasi (termasuk
mengevaluasi) program penanggulangan risiko.
3. Tampubolon
Menurut Tampubolon, pengertian manajemen risiko
adalah proses yang terarah dan bersifat proaktif yang bertujuan untuk
mengakomodasi kemungkinan gagal pada salah satu atau sebagian dari sebuah
transaksi atau instrumen.
4. Dorfman
Menurut Dorfman, arti manajemen risiko adalah
suatu proses logis dalam usaha untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
5. Smith
Menurut Smith, manajemen risiko adalah proses
identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang
mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang bisa mengakibatkan
kerugian perusahaan tersebut.
6. Djohanputro
Menurut Djohanputro, pengertian manajemen
risiko adalah proses identifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan
alternatif penanganan risiko, memonitor dan pengendalian penanganan risiko,
yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
7. Bramantyo
Menurut Bramantyo, pengertian manajemen risiko
adalah proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur,
memetakan, serta mengembangkan alternatif penanganan risiko.
8. COSO
Menurut COSO (Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission), manajemen risiko adalah sebuah
proses yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen dan personil lainnya,
diterapkan dalam penetapan strategi dan di seluruh perusahaan, yang dirancang
untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan
mengelola risiko, untuk memberikan keyakinan memadai, tentang pencapaian tujuan
entitas.
Tujuan Manajemen Risiko
Secara umum ada enam tujuan risk
management dalam perusahaan atau badan usaha, diantaranya adalah:
1. Melindungi Perusahaan
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan
dari tingkat risiko signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan
perusahaan.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja
manajemen risiko yang konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan
fungsi-fungsi di dalam sebuah perusahaan.
3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif
dalam mengurangi potensi risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber
keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.
4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar
bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang
diinginkan bersama.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan
dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/
risk map. Hal ini juga berguna dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses risk
management secara berkesinambungan.
6. Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen
untuk mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk
management.
Jenis-Jenis Manajemen
Risiko
Seiring dengan perkembangannya, manajemen
risiko terbagi dalam beberapa hal; Resiko Operasional, Resiko Hazard, Resiko
Finansial, Resiko Strategik.
1. Manajemen Risiko Operasional
Manajemen ini berkaitan dengan resiko yang
timbul akibat gagal fungsi proses internal, misalnya karena human error,
kegagagalan sistem, faktor luar seperti bencana dsb. Dalam menejemen resiko
operasional, ada empat faktor penyebab resiko antara lain manusia, proses,
sistem dan kejadian eksternal.
Dengan memahami manajemen risiko ini,
perusahaan bisa mengambil langkah preventif atau bahkan sanksi supaya kapasitas
produksi dan layanan terjaga semisal ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
2. Manajemen Hazard
Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi
potensial yang mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan. Ketika kita membahas
hazard, tentu kita juga membahas peril. Resiko perilaku yaitu peristiwa yang
bisa menimbulkan kerugian bisnis.Dalam hal ini ada tiga macam hazard yang harus
diketahui, antara lain legal hazard, physical hazard dan moral hazard.
Contoh hazard legal misalnya pelanggaran atau
pengabaian peraturan bisnis yang bisa menyebabkan kebangkrutan, seperti
pelanggaran SOP atau peraturan perusahaan yang akhirnya berakibat fatal.
Sementara physical hazard bisa berupa mesin yang sudah tua dan menimbulkan
resiko kerugian saat produksi.
Seperti kecelakaan pegawai karena mesin dan
sebagainya.Untuk moral hazard contohnya yaitu sikap seorang karyawan
dilingkungan kerja yang menimbulkan kerugian.Misalnya karyawan tidak jujur dan
sering korupsi uang.Atau karyawan yang tidak melayani konsumen dengan baik
sehingga berakibat buruk pada perusahaan.
3. Manajemen Resiko Finansial
Manajemen resiko finansial yaitu upaya pengawasan resiko dan perlindungan hak milik,
keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha.Pada prakteknya, proses
pengelolaan resiko ini meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan
pengendalian resiko bila ditemukan hal yang mengancam keberlangsungan
organisasi.
Manajemen ini sangat penting karena ini
merupakan salah satu sumber daya perusahaan. Karena itu seorang akuntan harus
benar-benar mempertimbangkan berbagai resiko lainnya yang berhubungan dengan
keuangan, seperti:
·
Resiko likuiditas
·
Diskpntinuitas pasar
·
Resiko kredit
·
Resiko regulasi
·
Resiko pajak
·
resiko akuntansi
Menejemen ini juga tidak lepas dari perubahan
kurs mata uang yang erat kaitannya dengan perubahan inflasi, neraca
perdagangan, kapasitas utang, suku bunga dsb.
3. Manajemen Resiko Strategis
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan
keputusan.Resiko yang biasanya muncul adalah kondisi tak terduga yang
mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang
direncanakan.Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko asset
impairment, resiko kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada).
Seperti yang tertulis dalam pengertian
enterprise risk management di atas, untuk mengetahui resiko yang kemungkinan
besar terjadi dan merugikan perusahaan adalah dengan menuliskan item penting,
Anda bisa membuat beberapa daftar berikut ini:
·
Daftar resiko
·
Penilaian resiko
tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga dampaknya
·
Penilaian pada kondisi
saat ini yang sedang terjadi
·
Rencana tindakan bila
resiko terburuk benar-benar muncul
Komponen Manajemen
Risiko
Ada beberapa komponen dan proses dalam
manajemen risiko. Menurut COSO
(Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) komponen tersebut adalah:
1. Lingkungan Internal (Internal Environment)
Komponen ini adalah sikap manajemen di semua
level terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal ini
mencakup: etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap
kesejahteraan organisasi.
2. Penentuan Sasaran (Objective Setting)
Perusahaan menetapkan tujuan operasional
sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan mengelola segala risiko. Sasaran ini
dapat dibagi menjadi dua, yaitu
·
Strategic objective; fokus pada upaya realisasi visi dan misi
·
Activity objective: fokus pada kegiatan operasional, reportasi, dan kompliansi
3. Identifikasi Peristiwa (Event
Identification)
Manajemen melakukan identifikasi terhadap
berbagai kejadian potensial yang berpengaruh pada strategi dan pencapaian
tujuan perusahaan.Berbagai kejadian tak pasti tersebut bisa memberikan dampak
positif, namu bisa juga memberikan risiko.
4. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Risk assessment memungkinkan sebuah organisasi
untuk menilai sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian
tujuan organisasi. Manajemen perlu melakukan analisis dampak yang mungkin
terjadi akibat risiko tersebut dengan dua perspektif, yaitu:
·
Likelihood
(kecenderungan/ peluang)
·
Impact/ consequnce
(besaran dari realisasi risiko)
5. Tanggapan Risiko (Risk Response)
Manajemen melakukan penilaian terhadap risiko,
lalu menentukan sikap atau respon terhadap risiko tersebut. Respon dari
manajemen ini tergantung apa risiko yang dihadapi
Respon atau tanggapan tersebut bisa dalam
bentuk:
·
Menghindari risiko (avoidance)
·
Mengurangi
risiko (reduction)
·
Memindahkan
risiko (sharing)
·
Menerima risiko (acceptance)
6. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Proses ini merupakan penyusunan prosedur atau
kebijakan yang membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih
memadai dan terlaksana dengan baik. Aktivitas ini meliputi:
·
Pembuatan kebijakan
dan prosedur
·
Delegasi wewenang
·
Pengamanan kekayaan
perusahaan
·
Pemisahan fungsi
·
Supervisi
7. Informasi dan Komunikasi (Information and
Communication)
Aktivitas ini fokus pada identifikasi
informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait melalui media komunikasi
yang sesuai.Dengan begitu, setiap orang yang mendapatkan informasi tersebut
dapat melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.
Beberapa faktor penting dalam penyampaian
informasi tersebut diantaranya:
·
Kualitas informasi
·
Arah komunikasi
·
Alat komunikasi
8. Pemantauan (Monitoring)
Monitoring adalah komponen terakhir dalam
manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk
memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal penting
yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak
lengkap atau berlebihan.
Tahapan
dalam Manajemen Resiko
Menetapkan konteks adalah menetapkan parameter dasar dimana
suatu risiko harus dikelola dan menyiapkan pedoman untuk membuat keputusan yang
lebih rinci dalam proses manajemen resiko. Konteks tersebut termasuk lingkungan
internal dan eksternal organisasi dan tujuan aktivitas manajemen resiko.
a.
Menetapkan konteks
eksternal
Langkah ini menentukan lingkungan eksternal
dimana organisasi beroperasi dan hubungan antara organisasi dan lingkungannya
antara lain: lingkungan sosial budaya, regulasi (perkembangan), kompetisi,
pasar keuangan dan lingkungan politik serta stakeholder eksternal.
b.
Menetapkan konteks
internal
Sebelum aktivitas manajemen resiko disetiap
level dimulai, maka perlu memahami suatu organisasi antara lain meliputi:
1.
Struktur
2.
Kapabilitas sumber
daya seperti manusia, sistem, proses, modal
3.
Target dan sasaran
serta strategi untuk mencapainya
Ruang
Lingkup Manajemen
Resiko
Ruang lingkup proses manajemen resiko terdiri dari:
1. Penentuan konteks
kegiatan yang akan dikelola resikonya
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan
ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan
2. Identifikasi resiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:
1.
Brainstorming
(pengungkapan Pendapat)
2.
Survey
3.
Wawancara
4.
Informasi historis
5.
Kelompok kerja
3. Analisis resiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan
probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan
risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X
konsekuensi).
4. Evaluasi resiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat
risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar
yang digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
a.
Gambaran tentang
seberapa penting risiko yang ada.
b.
Gambaran tentang
prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
c.
Gambaran tentang
kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya ataupun parameter
lainnya.
d.
Masukan informasi
untuk pertimbangan tahapan pengendalian.
5. Pengendalian resiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan
konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan
transfer risiko, dan lain-lain.
6. Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap
hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
7. Koordinasi dan
komunikasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil
keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen
risiko yang dilakukan.
Pentingnya
Manajemen Resiko
Dalam setiap usaha tentunya bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan (return) dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Namun terdapat
beberapa faktor yang sulit untuk dikendalikan untuk memaksimalkan keuntungan
dan meminimalkan biaya. Dalam penerapannya terdapat beberapa kendala :
1. Kontrak
antara nasabah dan Bank itu mengikat dalam jangkawaktu yang relatif lama,
sehingga dapat terjadi bahwa return (keuntungan) secara jangka pendek baik
namun secara jangka waktu yang relatif panjang perlu diprediksi dari awal
seberapa jauh kemungkinan return tersebut sulit diperoleh kembali di masa
mendatang.
2. Bank tidak
mempunyai kemampuan untuk selalu memantau secara ketat kondisi counterparties.
3. Terdapat
constraint dari internal management Bank untuk melakukan
pengendalian secara comprehensive (luas) terhadap seluruh komponen yang dapat
merugikan Bank.
Kondisi tersebut di atas terasa sekali terutama terdapat pada
Bank-bank yang belum secara formal menerapkan risk management, akibatnya sering
sekali terjadi bahwa Bank menyadari adanya kerugian setelah keuntungan Bank
menurun atau tersedianya modal Bank berkurang.Manajemen resiko diharapkan dapat
mendeteksi maksimum kerugian yang mungkin timbul di masa mendatang serta
kebutuhan tambahan modal apabila dampak proyeksi kerugian dimaksud dapat
mengakibatkan jumlah modal di bawah ketentuan minimum yang dipersyaratkan
otoritas pengawasan.
Manajemen Risiko
di Bank
Sudah ditetapkan berdasarkan ketentuan BI No.
5 / 8 / PBI / 2003: “ Penetapan Manajemen Resiko
Bagi Bank Umum ”. dimana suatu bank mengelola beberapa risiko:
a. Identifikasi resiko,
b. Pengukuran resiko,
c. Pemantauan resiko,
d. Pengendalian resiko
Selain itu, juga ada
ketentuan BI yakni: PBI No.
5 / 8 / PBI / 2003, Manajemen resiko yang Terintregrasi dan
juga Pengelolaan resiko secara efektif oleh dewan direksi bank :
a.
Pengawasan aktif
b.
Prosedur dan kebijakan
limit resiko
c.
Prosedur pengelolaan
resiko
d.
Struktur manajemen
informasi
e.
Struktur pengendalian
internal.
Resiko
Di Bidang Perbankan
Usaha jasa perbankan mengandung beberapa unsur resiko mengingat
kontrak antara Bank dengan nasabah mengikat dalam kurun waktu kedepan. Dengan
demikian masing-masing pihak mempunyai moral untuk tidak memenuhi
kewajibannya di masa mendatang atau kondisi external (pasar) berubah ke
arah yang merugikan Bank antara lain fluktuasi nilai tukar dan suku bunga.
Kemungkinan tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada Bank maupun fluktuasi
(perbahan harga suatu barang karena pengaruh permintaan dan penawaran).faktor external perlu
dikendalikan untuk meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi di Bank. Proses
dalam mengendalikan berbagai resiko dimaksud perlu diformalkan dalam
management Bank.
Resiko
dapat berupa resiko kredit apabila nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada
Bank.Namun demikian masih banyak resiko - resiko lainnya seperti resiko nilai
tukar, suku bunga dan operasional yang sering sekali dapat menyebabkan Bank
mengalami kerugian yang cukup besar. Mengingat tidak setiap resiko selalu menjadi
ancaman bagi Bank, maka setiap Bank akan melakukan identifikasi terhadap resiko
- resiko yang mungkin timbul serta melakukan manajemen resiko sesuai dengan
tingkat kompleksitas usahanya.
Pengelolaan
risiko
Jenis-jenis
cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan
aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk
melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial
kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk
mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu
risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain,
umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.
4. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan.Risk
deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas
terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan
dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap
diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.
LANGKAH – LANGKAH DALAM PROSES MANAJEMEN
RISIKO
Manajemen
risiko dibuat guna untuk melindungi suatu perusahaan atau organisasi yang juga
mencakup karyawan, properti, reputasi dan lainnya dari sebuah bahaya yang
sewaktu – waktu dapat terjadi.Dapat kita ketahui bahwa tidak semua risiko dapat
dihilangkan atau dihindari, oleh karena itu diperlukan tindakan – tindakan
pencegahan atau tindakan untuk menghadapi risiko yang telah teridentifikasi
tersebut. Dalam artikel ini akan dijelaskan beberapa langkah yang dapat
dilakukan dalam proses manajemen risiko untuk membantu organisasi merancang dan
mengimplementasikan rencana manajemen risiko yang efektif dan proaktif. Berikut
adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
1.
Risk Identification
Langkah pertama yang dilakukan
adalah mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat terjadi pada organisasi
atau perusahaan. Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh
organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti sosial, hukum,
ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Risiko dari setiap aspek
akan diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing agar mempermudah
proses selanjutnya.
2.
Risk Assessment
Setelah risiko telah diidentifikasi
pada perusahaan atau organisasi tersebut, selanjutnya akan dinilai potensi
keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini, diperlukan
kemampuan individu disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap
risiko – risiko yang telah diidentifikasi.Tujuannya adalah agar setiap risiko
berada pada prioritas yang tepat.
3.
Risk Response
Proses ini dilakukan untuk memilih
dan menerapkan langkah – langkah pengelolaan risiko. Tantangan bagi manajer
risiko adalah untuk menentukan portofolio yang tepat untuk membentuk sebuah
strategi yang terintegrasi sehingga risiko dapat dihadapi dengan baik.
Tanggapan risiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut:
1.
Risk Avoidance, Mengambil tindakan
untuk menghentikan kegiatan yang dapat menyebabkan risiko terjadi
2.
Risk Reduction, Mengambil tindakan
untuk mengurangi kemungkinan atau dampak atau keduanya, biasanya melalui
pengandalian di bagian internal perusahaan/organisasi
3.
Risk Sharing or Transfer, Mengambil
tindakan untuk mentransfer beberapa risiko melalui asuransi, outsourcing atau
hedging.
4.
Risk Acceptence, Tidak mengambil
tindakan apapun untuk menganggulangi risiko, melainkan menerima risiko tersebut
terjadi.
5.
Create a Risk Management Plan
Membuat penanggulangan risiko yang
tepat untuk setiap masing – masing kategori risiko. Mitigasi perlu mendapat
persetujuan oleh level manajemen yang sesuai, berikut adalah contoh tabel
manajemen risiko:
5.
Implementation
Melaksanakan seluruh metode yang
telah direncanakan untuk mengurangi atau menanggulangi pengaruh dari setiap
risiko yang ada.
6.
Evaluate and Review
Perencanaan yang telah direncanakan
di awal tidak akan seluruhnya dapat berjalan dengan lancar. Perubahan keadaan
atau lingkungan yang tidak diprediksi sebelumnya akan menyebabkan perubahan
rencana manajemen risiko yang telah dibuat, oleh karena itu perlu dilakukan
perubahan rencana untuk menanggulangi risiko yang akan mungkin terjadi.
Sumber :
[1].https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen-risiko.html
[2].http://rahman8194.blogspot.com/2013/11/manajemen-resiko.html
[3].https://sis.binus.ac.id/2017/12/18/langkah-langkah-dalam-proses-manajemen-risiko/