animasi

Senin, 17 Desember 2018

Audit Teknologi Sistem Informasi ke 2

Dede sumarni
1B118010
4KA37

Pengertian Manajemen Risiko
Apa itu manajemen risiko? Pengertian manajemen risiko adalah suatu proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghapus risiko yang tidak dapat diterima.
Dalam hal ini risiko berhubungan dengan pendekatan atau metodologi dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis.Dalam KBBI arti kata risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu tindakan.Ketidakpastian ini bisa berupa ancaman, pengembangan strategi, dan mitigasi risiko.
Dalam perusahaan, manajemen risiko (risk management) adalah suatu proses perencanaan, pengaturan, pemimpinan, dan pengontrolan aktivitas sebuah organisasi untuk meminimalisir resiko pendapatan perusahaan.
Manajemen Risiko Menurut Para Ahli
Beberapa ahli di bidang ilmu manajemen menjelaskan apa itu manajemen risiko, diantaranya adalah:
1. Fahmi
Menurut Fahmi, pengertian manajemen risiko adalah bidang ilmu yang secara spesifik membahas mengenai bagaimana organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan semua permasalahan dengan menggunakan pendekatan manajemen secara sistematis dan komprehensif.
2. Djojosoedarso
Menurut Djojosoedarso, manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat.
Hal ini mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/mengkoordinir, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.
3. Tampubolon
Menurut Tampubolon, pengertian manajemen risiko adalah proses yang terarah dan bersifat proaktif yang bertujuan untuk mengakomodasi kemungkinan gagal pada salah satu atau sebagian dari sebuah transaksi atau instrumen.
4. Dorfman
Menurut Dorfman, arti manajemen risiko adalah suatu proses logis dalam usaha untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
5. Smith
Menurut Smith, manajemen risiko adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang bisa mengakibatkan kerugian perusahaan tersebut.
6. Djohanputro
Menurut Djohanputro, pengertian manajemen risiko adalah proses identifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, memonitor dan pengendalian penanganan risiko, yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
7. Bramantyo
Menurut Bramantyo, pengertian manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, serta mengembangkan alternatif penanganan risiko.
8. COSO
Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission), manajemen risiko adalah sebuah proses yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen dan personil lainnya, diterapkan dalam penetapan strategi dan di seluruh perusahaan, yang dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko, untuk memberikan keyakinan memadai, tentang pencapaian tujuan entitas.
Tujuan Manajemen Risiko
Secara umum ada enam tujuan risk management dalam perusahaan atau badan usaha, diantaranya adalah:
1. Melindungi Perusahaan
Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam sebuah perusahaan.
3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.
4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara berkesinambungan.
6. Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk management.
Jenis-Jenis Manajemen Risiko
Seiring dengan perkembangannya, manajemen risiko terbagi dalam beberapa hal; Resiko Operasional, Resiko Hazard, Resiko Finansial, Resiko Strategik.
1. Manajemen Risiko Operasional
Manajemen ini berkaitan dengan resiko yang timbul akibat gagal fungsi proses internal, misalnya karena human error, kegagagalan sistem, faktor luar seperti bencana dsb. Dalam menejemen resiko operasional, ada empat faktor penyebab resiko antara lain manusia, proses, sistem dan kejadian eksternal.
Dengan memahami manajemen risiko ini, perusahaan bisa mengambil langkah preventif atau bahkan sanksi supaya kapasitas produksi dan layanan terjaga semisal ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
2. Manajemen Hazard
Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan. Ketika kita membahas hazard, tentu kita juga membahas peril. Resiko perilaku yaitu peristiwa yang bisa menimbulkan kerugian bisnis.Dalam hal ini ada tiga macam hazard yang harus diketahui, antara lain legal hazard, physical hazard dan moral hazard.
Contoh hazard legal misalnya pelanggaran atau pengabaian peraturan bisnis yang bisa menyebabkan kebangkrutan, seperti pelanggaran SOP atau peraturan perusahaan yang akhirnya berakibat fatal. Sementara physical hazard bisa berupa mesin yang sudah tua dan menimbulkan resiko kerugian saat produksi.
Seperti kecelakaan pegawai karena mesin dan sebagainya.Untuk moral hazard contohnya yaitu sikap seorang karyawan dilingkungan kerja yang menimbulkan kerugian.Misalnya karyawan tidak jujur dan sering korupsi uang.Atau karyawan yang tidak melayani konsumen dengan baik sehingga berakibat buruk pada perusahaan.
3. Manajemen Resiko Finansial
Manajemen resiko finansial yaitu upaya pengawasan resiko dan perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha.Pada prakteknya, proses pengelolaan resiko ini meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian resiko bila ditemukan hal yang mengancam keberlangsungan organisasi.
Manajemen ini sangat penting karena ini merupakan salah satu sumber daya perusahaan. Karena itu seorang akuntan harus benar-benar mempertimbangkan berbagai resiko lainnya yang berhubungan dengan keuangan, seperti:
·         Resiko likuiditas
·         Diskpntinuitas pasar
·         Resiko kredit
·         Resiko regulasi
·         Resiko pajak
·         resiko akuntansi
Menejemen ini juga tidak lepas dari perubahan kurs mata uang yang erat kaitannya dengan perubahan inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, suku bunga dsb.
3. Manajemen Resiko Strategis
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan.Resiko yang biasanya muncul adalah kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang direncanakan.Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko asset impairment, resiko kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada).
Seperti yang tertulis dalam pengertian enterprise risk management di atas, untuk mengetahui resiko yang kemungkinan besar terjadi dan merugikan perusahaan adalah dengan menuliskan item penting, Anda bisa membuat beberapa daftar berikut ini:
·         Daftar resiko
·         Penilaian resiko tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga dampaknya
·         Penilaian pada kondisi saat ini yang sedang terjadi
·         Rencana tindakan bila resiko terburuk benar-benar muncul
Komponen Manajemen Risiko
Ada beberapa komponen dan proses dalam manajemen risiko. Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) komponen tersebut adalah:
1. Lingkungan Internal (Internal Environment)
Komponen ini adalah sikap manajemen di semua level terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal ini mencakup: etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi.
2. Penentuan Sasaran (Objective Setting)
Perusahaan menetapkan tujuan operasional sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan mengelola segala risiko. Sasaran ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu
·         Strategic objective; fokus pada upaya realisasi visi dan misi
·         Activity objective: fokus pada kegiatan operasional, reportasi, dan kompliansi
3. Identifikasi Peristiwa (Event Identification)
Manajemen melakukan identifikasi terhadap berbagai kejadian potensial yang berpengaruh pada strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.Berbagai kejadian tak pasti tersebut bisa memberikan dampak positif, namu bisa juga memberikan risiko.
4. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Risk assessment memungkinkan sebuah organisasi untuk menilai sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen perlu melakukan analisis dampak yang mungkin terjadi akibat risiko tersebut dengan dua perspektif, yaitu:
·         Likelihood (kecenderungan/ peluang)
·         Impact/ consequnce (besaran dari realisasi risiko)
5. Tanggapan Risiko (Risk Response)
Manajemen melakukan penilaian terhadap risiko, lalu menentukan sikap atau respon terhadap risiko tersebut. Respon dari manajemen ini tergantung apa risiko yang dihadapi
Respon atau tanggapan tersebut bisa dalam bentuk:
·         Menghindari risiko (avoidance)
·         Mengurangi risiko (reduction)
·         Memindahkan risiko (sharing)
·         Menerima risiko (acceptance)
6. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Proses ini merupakan penyusunan prosedur atau kebijakan yang membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik. Aktivitas ini meliputi:
·         Pembuatan kebijakan dan prosedur
·         Delegasi wewenang
·         Pengamanan kekayaan perusahaan
·         Pemisahan fungsi
·         Supervisi
7. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Aktivitas ini fokus pada identifikasi informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai.Dengan begitu, setiap orang yang mendapatkan informasi tersebut dapat melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.
Beberapa faktor penting dalam penyampaian informasi tersebut diantaranya:
·         Kualitas informasi
·         Arah komunikasi
·         Alat komunikasi
8. Pemantauan (Monitoring)
Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.
Tahapan dalam Manajemen Resiko
Menetapkan konteks adalah menetapkan parameter dasar dimana suatu risiko harus dikelola dan menyiapkan pedoman untuk membuat keputusan yang lebih rinci dalam proses manajemen resiko. Konteks tersebut termasuk lingkungan internal dan eksternal organisasi dan tujuan aktivitas manajemen resiko.
a.       Menetapkan konteks eksternal
Langkah ini menentukan lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi dan hubungan antara organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan sosial budaya, regulasi (perkembangan), kompetisi, pasar keuangan dan lingkungan politik serta stakeholder eksternal.
b.      Menetapkan konteks internal
Sebelum aktivitas manajemen resiko disetiap level dimulai, maka perlu memahami suatu organisasi antara lain meliputi:
1.      Struktur
2.      Kapabilitas sumber daya seperti manusia, sistem, proses, modal
3.      Target dan sasaran serta strategi untuk mencapainya

Ruang Lingkup Manajemen Resiko          
Ruang lingkup proses manajemen resiko terdiri dari:
1. Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola resikonya
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan

2.  Identifikasi resiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:
1.      Brainstorming (pengungkapan Pendapat)
2.      Survey
3.      Wawancara
4.      Informasi historis
5.      Kelompok kerja

3.  Analisis resiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).

4. Evaluasi resiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
a.      Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
b.      Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
c.      Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya ataupun parameter lainnya.
d.      Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.

5. Pengendalian resiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.

6. Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.

7. Koordinasi dan komunikasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.

Pentingnya Manajemen Resiko
Dalam setiap usaha tentunya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Namun terdapat beberapa faktor yang sulit untuk dikendalikan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya. Dalam penerapannya terdapat beberapa kendala :
1. Kontrak antara nasabah dan Bank itu mengikat dalam jangkawaktu yang relatif lama, sehingga dapat terjadi bahwa return (keuntungan) secara jangka pendek baik namun secara jangka waktu yang relatif panjang perlu diprediksi dari awal seberapa jauh kemungkinan return tersebut sulit diperoleh kembali di masa mendatang.
2. Bank tidak mempunyai kemampuan untuk selalu memantau secara ketat kondisi counterparties.
3. Terdapat  constraint  dari internal management  Bank untuk melakukan pengendalian secara comprehensive (luas) terhadap seluruh komponen yang dapat merugikan Bank.

Kondisi tersebut di atas terasa sekali terutama terdapat pada Bank-bank yang belum secara formal menerapkan risk management, akibatnya sering sekali terjadi bahwa Bank menyadari adanya kerugian setelah keuntungan Bank menurun atau tersedianya modal Bank berkurang.Manajemen resiko diharapkan dapat mendeteksi maksimum kerugian yang mungkin timbul di masa mendatang serta kebutuhan tambahan modal apabila dampak proyeksi kerugian dimaksud dapat mengakibatkan jumlah modal di bawah ketentuan minimum yang dipersyaratkan otoritas pengawasan.

Manajemen Risiko di Bank
Sudah ditetapkan berdasarkan ketentuan BI No. 5 / 8 / PBI / 2003: “ Penetapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum ”. dimana suatu bank mengelola beberapa risiko:
a. Identifikasi resiko,
b.   Pengukuran resiko,
c.  Pemantauan resiko,
d. Pengendalian resiko
Selain itu, juga ada ketentuan BI yakni: PBI No. 5 / 8 / PBI / 2003, Manajemen resiko yang Terintregrasi dan juga Pengelolaan resiko secara efektif oleh dewan direksi bank :
a.       Pengawasan aktif
b.      Prosedur dan kebijakan limit resiko
c.       Prosedur pengelolaan resiko
d.      Struktur manajemen informasi
e.       Struktur pengendalian internal.

Resiko Di Bidang Perbankan
            Usaha jasa perbankan mengandung beberapa unsur resiko mengingat kontrak antara Bank dengan nasabah mengikat dalam kurun waktu kedepan. Dengan demikian masing-masing pihak mempunyai moral untuk tidak memenuhi kewajibannya di masa mendatang atau kondisi external (pasar) berubah ke arah yang merugikan Bank antara lain fluktuasi nilai tukar dan suku bunga. Kemungkinan tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada Bank maupun fluktuasi (perbahan harga suatu barang karena pengaruh permintaan dan penawaran).faktor external perlu dikendalikan untuk meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi di Bank. Proses dalam mengendalikan berbagai resiko dimaksud perlu diformalkan dalam management Bank.
           Resiko dapat berupa resiko kredit apabila nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank.Namun demikian masih banyak resiko - resiko lainnya seperti resiko nilai tukar, suku bunga dan operasional yang sering sekali dapat menyebabkan Bank mengalami kerugian yang cukup besar. Mengingat tidak setiap resiko selalu menjadi ancaman bagi Bank, maka setiap Bank akan melakukan identifikasi terhadap resiko - resiko yang mungkin timbul serta melakukan manajemen resiko sesuai dengan tingkat kompleksitas usahanya.

Pengelolaan risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
            1. Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.

2. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.

3.  Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.

4. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan.Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.

5. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.

LANGKAH – LANGKAH DALAM PROSES MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko dibuat guna untuk melindungi suatu perusahaan atau organisasi yang juga mencakup karyawan, properti, reputasi dan lainnya dari sebuah bahaya yang sewaktu – waktu dapat terjadi.Dapat kita ketahui bahwa tidak semua risiko dapat dihilangkan atau dihindari, oleh karena itu diperlukan tindakan – tindakan pencegahan atau tindakan untuk menghadapi risiko yang telah teridentifikasi tersebut. Dalam artikel ini akan dijelaskan beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam proses manajemen risiko untuk membantu organisasi merancang dan mengimplementasikan rencana manajemen risiko yang efektif dan proaktif. Berikut adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
1.      Risk Identification
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat terjadi pada organisasi atau perusahaan. Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti sosial, hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Risiko dari setiap aspek akan diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing agar mempermudah proses selanjutnya.
2.      Risk Assessment
Setelah risiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi tersebut, selanjutnya akan dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan individu disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap risiko – risiko yang telah diidentifikasi.Tujuannya adalah agar setiap risiko berada pada prioritas yang tepat.
3.      Risk Response
Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah – langkah pengelolaan risiko. Tantangan bagi manajer risiko adalah untuk menentukan portofolio yang tepat untuk membentuk sebuah strategi yang terintegrasi sehingga risiko dapat dihadapi dengan baik. Tanggapan risiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut:
1.      Risk Avoidance, Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat menyebabkan risiko terjadi
2.      Risk Reduction, Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak atau keduanya, biasanya melalui pengandalian di bagian internal perusahaan/organisasi
3.      Risk Sharing or Transfer, Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa risiko melalui asuransi, outsourcing atau hedging.
4.      Risk Acceptence, Tidak mengambil tindakan apapun untuk menganggulangi risiko, melainkan menerima risiko tersebut terjadi.
5.      Create a Risk Management Plan
Membuat penanggulangan risiko yang tepat untuk setiap masing – masing kategori risiko. Mitigasi perlu mendapat persetujuan oleh level manajemen yang sesuai, berikut adalah contoh tabel manajemen risiko:
5.      Implementation
Melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan untuk mengurangi atau menanggulangi pengaruh dari setiap risiko yang ada.
6.      Evaluate and Review
Perencanaan yang telah direncanakan di awal tidak akan seluruhnya dapat berjalan dengan lancar. Perubahan keadaan atau lingkungan yang tidak diprediksi sebelumnya akan menyebabkan perubahan rencana manajemen risiko yang telah dibuat, oleh karena itu perlu dilakukan perubahan rencana untuk menanggulangi risiko yang akan mungkin terjadi.
Sumber :

[1].https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen-risiko.html

[2].http://rahman8194.blogspot.com/2013/11/manajemen-resiko.html

[3].https://sis.binus.ac.id/2017/12/18/langkah-langkah-dalam-proses-manajemen-risiko/